Beranda | Artikel
Ketika Merasa Memiliki Sifat Buruk Dalam Diri
Rabu, 16 Maret 2016

Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

Soal :

Apa yang harus dilakukan ketika seseorang merasakan sifat buruk di dalam dirinya, bahkan sifat buruk tersebut terasa melebihi sifat baiknya?

Jawab:

Segala puji hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala,

Secara lahiriah manusia adalah makhluk yang lemah, memiliki kecenderungan terhadap kebaikan dan juga keburukan. Pada saat kondisi lemah maka dia akan mudah tergoda mengikuti jalan kemaksiatan dan penyimpangan, keburukan akan mendorongnya berbuat zhalim dan melampaui batas. Demikian juga, setan akan menjadikan berbagai bentuk kemungkaran sebagai sesuatu yang indah dalam pandangan dan perbuatan yang menyimpang dianggap sebagai perbuatan yang baik.

Akan tetapi unsur kebaikan yang terdapat dalam dirinya dapat menggerakkan hati nurani dan menyadarkan dirinya untuk menyesal, memotivasi untuk kembali kepada jalan yang benar dan mengikuti akal sehat. Setiap manusia memiliki kemampuan, keseriusan, dan ketulusan hati yang berbeda-beda.

Di antara mereka terdapat orang yang selalu berusaha untuk mengikuti jalan kebaikan, melakukan perbuatan yang mulia, menjaga prinsip dan etika, menahan diri dari syahwat dan keinginan yang menyimpang, serta memperkuat dirinya untuk selalu istiqomah dan berada dalam bingkai kebenaran. Orang yang demikian akan mudah menghadapi keburukan, dan dengan cara tersebut maka segala jenis kesulitan akan mudah untuk diselesaikannya, serta mereka juga tidak kehilangan harapan bahwa yang baik akan menang dan yang buruk akan sirna.

Sementara yang lain terdapat orang yang selalu mengikuti keinginan buruknya, tidak dapat menjaga diri untuk senantiasa berbuat kebaikan, banyak mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya, merasa lemah ketika menghadapi keburukan dan mereka tidak memiliki harapan bahwa kebaikanlah yang akan menang.

Semua hal tersebut tergantung dari kesungguhan (mujahadah) seorang hamba untuk melawan keinginan dan hawa nafsunya yang buruk agar mendapatkan petunjuk dari Allah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سُبُلنا

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, maka benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. al-‘Ankabut : 69).

Terdapat syair yang indah dari Ibnul Qayyim -semoga Allah merahmatinya- tentang mujahadah, beliau berkata:

يا أقدام الصبر احملي بقي القليل تذكّر حلاوة ( العبادة ) يَهُن عليك مُرّ المجاهدة

Wahai tapak-tapak kesabaran, pikullah, hanya tersisa sebentar lagi. Ingatlah manisnya ibadah, niscaya akan ringan bagimu beratnya perjuangan (mujahadah)” (Al-Fawa’id).

اخرج إلى مزرعة المجاهدة واجتهد في البذر واسق شجرة الندم بساقية الدمع فإذا عاد العود أخضر فعد لما كان

“Pergilah menuju lahan mujahadah, bersungguh-sungguhlah dalam menanam, airilah pohon penyesalan dengan curahan air mata. Apabila dahan pohon telah tumbuh menghijau, maka panenlah hasil yang ada” (Bada’i ‘Al-Fawa’id, 3/742)

Ibnul Qayyim juga berkata,

المحبة صدق المجاهدة في أوامر الله وتجريد المتابعة لسنة رسول الله  صلى الله عليه وسلم

”Cinta adalah ketulusan untuk bersungguh-sungguh mematuhi semua perintah Allah dan memurnikan keteladanan terhadap sunnah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam” (Thariq Al-Hijrotain , 1/460).

من ترك المجاهدة بالكلية ضعف فيه باعث الدين وقويَ فيه باعث الشهوة ومتى عود نفسه مخالفة الهوى غلبه متى أراد

“Barangsiapa yang tidak total ber-mujahadah, maka motif untuk konsisten beragama akan melemah dan motif mengikuti hawa nafsu akan menguat. Namun ketika ia membiasakan jiwanya menentang keinginan hawa nafsu, niscaya dia mampu mengendalikan jiwanya sekehendak hati” (Uddat As-Shabirin, 1/46).

Seorang mukmin yang bermujahadah akan tahu bahwa kebaikan akan senantiasa abadi dan menang, meski kegelapan semakin kelam, musibah semakin besar, keburukan semakin merajalela, dan setiap batasan semakin banyak dilanggar. Hanya Allah-lah tempat memohon pertolongan.

***

Sumber: https://islamqa.info/ar/4094

Penerjemah: Hendra Yudisaputro

Artikel Muslim.or.id

🔍 Cara Melembutkan Hati, Ragu Ragu Dalam Islam, Sejarah Iran Syiah, Hatinya, Contoh Hadits Shahih Bukhari


Artikel asli: https://muslim.or.id/27689-ketika-merasa-memiliki-sifat-buruk-dalam-diri.html